Source. |
Mudah untuk memberi nasihat atau kata-kata manis. Yang sabar mak. Ini Ujian Tuhan mak. Jangan sedih, mak. Atau malah menambah beban dengan kesan seakan peduli. Aduh kenapa bisa begitu. Itulah anak sekarang, hana dijaga marwah orang tua. Dan kata lain sejenisnya.
Banyak kita yang memilih menutup mata. Seolah Aceh kita tercinta, Serambi Mekah ini masih seperti dulu. Padahal penyakit moral dan perilaku berakhlak busuk mulai menggerogoti.
Postinganku sebelumnya, yang dicaci maki karena bahasanya dianggap tak menghargai, adalah realitas, yang sebenarnya semua orang tua melihat sendiri. Gaya pergaulan membuat perempuan diperlakukan sangat murah. Gaya pacaran yang bebas. Lihat saja menempelnya badan berbalut baju ketat tapi berjilbab, yang semakin banyak.
Kalau keluar malam, tak susah mencari bukti. Lihat di tempat-tempat seperti Rex Peunayong, atau warung-warung burger pinggir jalan, yang naik motor keliling kota, atau yang diupload foto mesra di facebook, hari minggu di pantai-pantai. Semakin banyak jumlahnya.
Bahasa yang kasar, bukan, aku tak punya pilihan selain menulis yang tegas, tak bermanis-manis. Lembut sudah tak berhasi. Maka kutampar dengan keras.
Dan banyaklah yang marah. Ada pula yang menuntut pembuktian ilmiah, data statistik. Seolah berita di koran dan apa yang bisa dilihat setiap hari tidak cukup menjawab.
"Banyak yang lebih suka menutup mata, dari pada melihat kenyataan. Bahwa sekarang pergaulan bebas di Aceh semakin parah.
Dan dengan tak peduli, kita malah membiarkannya jadi berkembang."
Ku tuliskan saja sedikit yang dengan gampang beritanya bisa dicari, lalu kalian yang masih bilang tak ada, silahkan pergi sendiri ke Mahkamah Syar'iyah dan Dinas Syariat Islam, ambil datanya, buktikan sendiri.
- Wilayatul Hisbah (WH) atau Polisi Syariat Islam mengamankan lima pelaku khalwat atau mesum di dua tempat terpisah di Kota Banda Aceh. (link)
- “Pasangan terduga khalwat ini diamankan di sebuah salon di kawasan Peunayong, Banda Aceh,” kata Kepala Satpol PP dan WH Kota Banda Aceh Ritasari Pujiastuti melalui Kepala Seksi Penegakan Hukum dan Undang-undang Satpol PP dan WH Kota Banda Aceh Evendi A Latief di Banda Aceh, Kamis (23/10), dilansir dari Merdeka.(link)
- Petugas Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah (Satpol PP dan WH) menangkap basah sepasang remaja sedang mesum di Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Senin (29/6) (link)
Itu semua di tahun 2015. Dan sebenarnya masih banyak lagi. Tapi hal yang bisa didapat informasinya dengan mudah ditolak dengan berkelit bahwa sumbernya koran murahan. Bukan soal koran apa semata, lihatlah faktanya. Kalau ada menyebutkan institusi seperti Dinas Syariat Islam, tentu bisa di periksa kebenarannya. (maaf kalau judul linknya agak nakal, oplah mereka memang ditingkatkan dengan jenis judul begitu)
Koran bertiras besar semacam serambi tentu tidak ingin berita begitu saja yang memenuhi halaman-halamannya. Tapi itu adalah hal yang terjadi. Di tanah Aceh tercinta. Dan kita lebih memilih seolah itu tak ada.
Tanyakan pada lembaga perlindungan perempuan, dan akan muncul angka yang mencengangkan tentang kejahatan seperti perkosaan, dan sejenisnya. Dan angka itu meningkat terus. Semakin tinggi.
Pada tahun 2008, ada 92 kasus perceraian akibat pernikahan dini di Mahkamah Syar'iyah Aceh. Sedangkan dari data Mahkamah Syar’iyah Takengon, sepanjang tahun 2014 lalu tercatat ada 32 kasus perkara Dispensasi Kawin (DK) atau pernikahan dibawah umur, sedangkan pada tahun ini hingga memasuki awal Mei 2015 sudah ada 14 kasus yang sama. Begitu rilis dari Radio Republik Indonesia (RRI). Ini RRI bukan koran yang dianggap murahan.
Sampai kapan kita akan terus menutup mata. Coba lihat, ku kutip dari media nasional kelas atas.
Berdasarkan hasil investigasi The Foundation Kita dan Buah Hati pada 2015, Aceh menduduki peringkat pertama pelecehan seksual terhadap perempuan di Indonesia pada 2014. Banda Aceh adalah daerah dengan angka pelecehan seksual tertinggi di Aceh.
Menurut Catatan Tahunan Kekerasan terhadap Perempuan di Aceh 2013-2014 oleh Balai Syura Ureung Inong Aceh (BSUIA) bekerja sama dengan Jaringan Pemantau Aceh (JPA) 231 dan Pusat Studi Wanita Universitas Islam Negeri (PSW UIN) Ar-Raniry Banda Aceh pada 2015, angka kekerasan seksual terhadap perempuan berupa pemerkosaan terus meningkat di Aceh. Pada 2013, terjadi 42 kasus dengan rentang usia korban 6-18 tahun dan 52 kasus dengan rentang usia korban 26-40 tahun 2014.
Berdasarkan data Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A) Aceh pada 2014, angka pelecehan seksual terhadap anak terus meningkat di Aceh, yakni 278 kasus pada 2009, 311 kasus tahun 2010, dan 468 kasus pada 2011-2012. (sumber. Kompas)
Menurut Catatan Tahunan Kekerasan terhadap Perempuan di Aceh 2013-2014 oleh Balai Syura Ureung Inong Aceh (BSUIA) bekerja sama dengan Jaringan Pemantau Aceh (JPA) 231 dan Pusat Studi Wanita Universitas Islam Negeri (PSW UIN) Ar-Raniry Banda Aceh pada 2015, angka kekerasan seksual terhadap perempuan berupa pemerkosaan terus meningkat di Aceh. Pada 2013, terjadi 42 kasus dengan rentang usia korban 6-18 tahun dan 52 kasus dengan rentang usia korban 26-40 tahun 2014.
Berdasarkan data Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A) Aceh pada 2014, angka pelecehan seksual terhadap anak terus meningkat di Aceh, yakni 278 kasus pada 2009, 311 kasus tahun 2010, dan 468 kasus pada 2011-2012. (sumber. Kompas)
Source. |
Memang angkanya masih kecil, tapi terus meningkat. Begitu juga sikap dan pergaulan yang semakin bebas lepas mengerikan. Aku masih belum lupa video yang beredar di sosmed, tentang dua gadis yang bertengkar dipasar memperebutkan seorang laki-laki, di Aceh pula.
Sedikit demi sedikit, perlahan-lahan jadi semakin banyak. Kita masih juga menutup mata. Tersebut nama daerah kita Aceh kita langsung marah. Kita masih saja tertidur dalam nama besar Aceh di masa lalu. Kita menolak melihat kenyataan. Lalu mendadak kita tersadar, semua sudah hancur, terlambat | I.K
inilah realitanya dan tulisan ini mewakili apa yg saya rasakan juga..salam kenal mala:)
ReplyDeleteketika orang lebih memilih yg namanya kehidupan ala barat, lebih modern lah atau apalah, agama pun siap digadaikan. naudzubillah.
ReplyDeletetidak menyalahkan hidup modern, tapi agama tetap dijadikan pondasi. just my humble oppinion
Lagak.. izin share beuh..!! Terus lah menulis,, karena ini fakta,, semoga sekian bisa terobati..!!
ReplyDeleteBenar banget, Mala.
ReplyDeleteKita urung berpikir bijak. Tidak membuka mata atas fakta.
Bukan tulisan reportase investigasi ya Mala. Tapi untuk blog pribadi sudah sangat baik. Tetap semangat Mala. Kita semua belajar membagikan hal yang bermanfaat dalam tulisan. Caranya bisa beda, bisa sama, dan bisa aja ada yg tdk suka :)
ReplyDeleteterus tulis kak mala terus jgn mundur hanya karna caci maki.
ReplyDeletePR buat para orangtua...
ReplyDeletebest, tulisannya
ReplyDeleteselain mengkritisi, apa yg akan kk lakukan untuk mengurangi jumlah pelacur di Aceh? atau pelacur muslim lainnya yg sesuai dgn kriteria pelacur yg kk sebutkan?
ReplyDeleteJangan tanya orang lainlain, lah kamu sendiri sudah berkontribusi apa?
DeleteBukan hanya perempuan aceh.. tapi para perempuan muslimah seluruh indonesia... hebat teruslah berkarya..
ReplyDeletePada inti nya rakyat aceh sekarang sudah kehilangan iman...
ReplyDeletePada inti nya rakyat aceh sekarang sudah kehilangan iman...
ReplyDeletePada inti nya rakyat aceh sekarang sudah kehilangan iman...
ReplyDeleteنعوذ بلله
DeleteBlog ini baru seumur jagung tapi saya mulai jatuh cinta.. Salam kenal Mala..
ReplyDeleteBagus tulisannya. Saya sama sekali tidak marah dan tersinggung dengan tulisan ini, karena seperti itulah yang saya rasakan sedang terjadi di Aceh saat ini.
ReplyDeletengeri2 sedap kita yang punya anak ya, semoga anak2 kita tak begitu nantinya..
ReplyDeleteSemoga kita semua kembali sadar..bukan sekedar sadar dalam hati dan fikiran tapi jug harus sadr dalam perbuatan, dan kalo tidak mau sadar juga maka Siap siap dengan musibah yang lebih besar lagi dari tsunami 2004
ReplyDeleteMungkin kita membutuhkan lebih banyak lagi kertas untuk menilis AIB bangsa,terutama wanita,
ReplyDeleteSungguh luar biasa saya ucapkan kpd penulis,
Skarang wanita tidak beda dgn hp buatan cina,
Terkadang terlihat mulus dan cantik,tapi kualitasnya,???
Itulah wanita,,ada yang behijab dng cara haram,,
Dan ada yang melakukan hal haram dgn penampilan hijabnya,,
Saya tidak menyindir penulis,,
Tapi bukankah muslim itu mempunyai malu dgn kesalahan saudaranya,??
Bukankah muslim sejati itu bisa menjaga AIB saudara muslumnya,,
Bukankah muslim yang baik itu slalu menegur dgn cara yang baik,,
#MUNGKIN kita smua masih banyak brlajar tentang/pengertian UPAT,,
#penulis merupakan wanita,,dan menulis untuk wanita,,(ITU LUCU)
#penulis juga bangsa aceh,,tapi mempublikasi AIB bangsanya (ITU LEBIH LUCU )
#👎👎
Jamal sekali2 jalan2 dong jangan di lambada teros lebih bagus kalau bisa lewat blahdeh selawah, mangat panyang antena bacut
DeletePegah haba beu na munasabah adun,
DeleteBek bertingkah pahlawan tapi berlebel lage beso dhoe
https://www.blogger.com/profile/17005519629710941502,
ReplyDeletePeugah haba yang na munasabah adun,
Bek bertingkah pahlawan tapi berlebel lege beso dhoe
https://www.blogger.com/profile/17005519629710941502,
ReplyDeletePeugah haba yang na munasabah adun,
Bek bertingkah pahlawan tapi berlebel lege beso dhoe
Penyebab terjadi dekadensi moral di negeri kita tidak lain, karena kita telah salah dalam memahami istilah modern. Padahal istilah modern kalau dilihat dari sejarah Islam merupakan upaya keluar dari perilaku jahiliyah bukan malah ikut perilaku jahiliyah. Jadi kepada seluruh masyarakat Aceh usahakan jangan terjebak istilah yang dipelesetkan kelompok tertentu untuk membawa kita kepada kesesatan, belajar boleh kemana saja, tetapi iman tetap dalam dada, otak boleh saja berpikir gaya barat, tetapi hati mesti tetap berkiblat ke Arab
ReplyDeleteIzin share ya kak..tulisannya mantap
ReplyDeletemasya allah, merinding kubaca ini artikel, luar biasa "hedshot" haba ateuh kenyataan dara aceh. lanjutkan karya tulismu selama di garis tenyah (y)
ReplyDeletemasya allah, merinding kubaca ini artikel, luar biasa "hedshot" haba ateuh kenyataan dara aceh. lanjutkan karya tulismu selama di garis tenyah (y)
ReplyDelete