Source. pavim.com |
Kalau boleh menyebutkan hal yang paling dibenci oleh perempuan manapun, itu adalah dibandingkan. Dan itu yang aku alami seharian ini. Dari komentar di blog, komentar di media sosial, hingga inbox.
Tetiba saja aku adalah sosok dalam bayang-bayang. Dan itu hanya karena satu nama. Nana.
Aku menghabiskan nyaris setengah hari. Padahal ada banyak yang kuniatkan akan menjadi agenda hari libur ini. Jagoan kecilku sedang nginap di tempat Kek Wa, dan artinya aku punya hari yang semstinya kunikmati dengan bersantai. Menikmati sedikit waktu untuk diriku sendiri.
Sebagai ibu, aku sangat mencintai jagoan kecilku, buah hatiku. Tapi sebagai perempuan, tentu menyenangkan bisa memiliki saat untuk berfoya-foya merayakan diri sendiri. Aku merencanakan membuat jus mangga, memanggang alpukat dengan telur dan rempah, dan menikmati sajian itu dalam santai.
Tapi semuanya batal. Alih-alih menikmati waktuku, aku menghabiskan setengah hari membaca blog seorang perempuan yang tidak kukenal. Dan itu karena aku merasa tenggelam dalam namanya yang sama dengan namaku, Nana.
Tersentak, aku merasa kehilangan ketika usai membaca tulisan demi tulisan yang diuntainya. Aku selalu merasa sebagai perempuan yang kuat. Tapi membaca tulisannya, aku menemukan sosok perempuan yang lebih kuat.
Source. sarinahyamin.blogspot.com |
Nana yang baru kukenal itu adalah rembulan di malam hari. Kabut di hutan dan samudra. Tak pernah surut meskipun sepertinya berurat akar kesedihan yang ditanggungnya. Kata-katanya mengalir indah. Dia bahkan mampu membicarakan kematian sebagai satu hal yang menawan. Aku melihat kehangatan dan persahabatan di sekelilingnya. Aku menemukan cinta yang tak menuntut pengakuan. Aku membaca kerinduan dan mimpi, yang diurainya dengan kemasan satire. Aku melihat sosoknya serupa Harlequin dalam wujud gadis jelita. Menari berpantomin di padang rumput dalam basuhan cahaya rembulan yang keperakan, mentertawakan kehidupan.
Aku tak bisa merasa tak suka.
Dia adalah Nana yang hidup dalam dunia yang berbeda. Di satu sisi, aku terpesona. Tapi sisi lainnya membuatku merenung. Dia seperti menarik dan membawaku ke dalam sisi gelap kehidupan. Mempesona, hangat dengan caranya sendiri, tapi juga gelap dengan pekat yang sangat dalam.
Aku kehilangan. Ya, aku kehilangan padahal aku tidak mengenalnya. Dikatakan menulis mirip dengannya adalah pujian. Karena dia melukis dengan kata-katanya, sedangkan aku hanya menyusun huruf. Apakah aku iri?
Bisa jadi aku memang memendam iri. Membaca tulisannya, aku merasa kalah. Nana yang itu begitu mencintai setiap kata-katanya, sedangkan Nana yang ini hanya menulis. Seperti ditampar saja, ketika mengingat aku mulai membuat tulisan dalam dunia blog ini dengan angan-angan meraih sukses seperti dulu, ketika namaku rekat dengan banyak nama penggiat multiply dari berbagai negara.
Aku diingatkan, bahwa menulis itu semestinya kegembiraan. Menulis itu seharusnya seperti menjumpai kekasih, ada getar, kerinduan, dan kecintaan. Bukan sekedar popularitas.
Jadi kutanamkan saja dalam hati, ku azzamkan dalam jiwa. Aku akan meraih kecintaan yang sama, seperti dia mencintai tulisannya. Biarlah dua nama panggilan yang sama, menjadi pengingat.
Seperti dalam tulisannya. Aku harus mencintai setiap kata yang yang kuguratkan dalam alur waktu. | I.K
Hehehe jangan marah kalau saya bilang tulisan kalian mirip ya. Tapi ada kesan yang beda. Mala lebih 'berat' tulisannya. Nana lebih ringan, santai.
ReplyDeletePadahal kadang yang dibahas adalah hal yang rumit, dalam. Untuk itu saya ancung jempol dengan kemampuan Almh. Nana.
Dan kami bilang mirip, sebenarnya penghargaan. Tulisan kalian bagus. Lebih bagus dari tulisan saya. Ini pengakuan, bukan pujian basa basi.
Bang sayid ini bisa baik juga ya, ga iseng dan marah-marah :)
ReplyDeleteThx, bang. Menulis kembali, menemukan lagi tujuan menulis ternyata sangat-sangat-sangat menyenangkan.
Tapi mala jadi ragu mau nulis lagi sekarang bang. Semua bilang mirip2. Padahal kan mala gak minta begitu, kenal juga nggak.
Setuju dengan bang said, tulisan kedua nana ini sama2 bagus, bisa dirasakan kalau tulisan ini datangnya dari hati...
ReplyDeleteSaya suka
ReplyDeleteSaya suka
ReplyDeleteSaya suka
ReplyDeleteSya suka sanagat dengan postingan kakak.... sungguh luar biasa... semoga bermakna buat kita semua. Terutama kaum perempuan yang trrllu murahan... cukup dengan rayuan.. atau mobil rental.. semua bisa telanjang bebas.
ReplyDelete